Wednesday, June 17, 2009

Muslim Factory Outlet

Alhamdulillah, finally I can post this photos with nice order. This is about a muslim market in Bandung named "Alifa: Moslems Shopping Center". I went to this market yesterday to find 'something'. Googling, I stuck my destination here after I didn't find that item in market near my campus. So, I set my foot to walk around Buah Batu district because this market is available in Jl BKR, South Ring Road, near Leuwipanjang bus station.

This market is 4 floors building. Basement floor is filled as minimarket, the ground floor contain many variety of muslim clothing, baju koko, gamis, jilbab, batik, sarong, mukena, peci, taqiyah, veil, headscarf, sajada and another praying utilites where the first floor is bookstore. The third floor is used as a convention hall.


Why I publish this shop? It is because at the first time I was interested in this article. This market is used to be The Biggest Muslim Mall in Bandung (2003) as Alifa One Stop Shopping Center. But after I saw that place, it is less than big. In my imagination there was the building as big as Bandung Indah Plaza or Bandung Super Mall. And then I know, that was article at 6 year ago.

However I still a little sad because just a few of customer visiting this shop (at the time i visited this shop) like another mulism factory outlet in Bandung. I hope, after I post this article, it will grow google search result that given to people and make them pay a visit to this FO. It will raise Bandung Economic as a holiday city especially developing muslim product.

--
But, I didn't find my item here. Hehe it's not a big deal. More important I enjoyed the travelling in South Bandung, the adventure finding something

Monday, March 30, 2009

Vous et Moi

Bonjour,

Let's continue our practice.
I got this sentences & translations from Ms Word Research:

1. Je => Moi
Je m'appelle Hanson[je mapell hanson]I called myself Hanson
Avec moi[avek mwa]With me
Ca est moi / C’est moi[ces mwa]This is me

2. Tu => Toi
Por toi[pur twa]For you
De toi
[de twa]From you
Ce est toi / C’est toi[ces twa]This is you

3. Vous => Vous
Parlez-vous anglais?[parle vu angle]Do you speak English?
Il ne vous a pas vu[il ne vu a pa vy]He didn't see you.

4. Nous => Nous

Nous autre Français[nu otr franse]We are French.
Il nous regarde[Il nu regrade]He is looking at us.

--
Au revoir

Monday, March 9, 2009

March 9th a.k.a San Gatsu No Ka

Whew it is now, March 9th 2009. It is soundtrack for "1 Litre of Tears"
Nagareru kisetsu no mannaka de
Futo hi no nagasa wo kanjimasu
Sewashiku sugiru hibi no naka ni
Watashi to anata de yume wo egaku

Sangatsu no kaze ni omoi wo nosete
Sakura no tsubomi wa haru e to tsuzukimasu

Sakura no tsubomi wa haru e to tsuzukimasu, the Sakura flower buds continue into spring.

According to Wiki, spring occurs during March, April and May. Many flowers are blooming in this season. Spring is the transition from winter into summer. In my imagination, this is the warming up time of the (northern hemisphere) world to melt the frozen. But according to my friends in Canada and Korea, it is still snowing there.

Has been the turnover season in the whole world shifted likes in Indonesia? Rainy season and dry season does not come in persistence time.

--

Forgive us earth, we hurt you too much...
Earth hour, Saturday 20:30-21:30

Monday, January 26, 2009

Jangan Lupakan Hak Mereka

/* melanggar aturan dulu ya, lain kali dibebaskan */

Selagi Indonesia menunggu event menakjubkan, aku mengalami event yang memalukan. Semoga ibrah-nya, menjadi event yang tak pernah kulupakan, tertulis dalam prasasti maya ini.

Kejadian ini adalah akumulasi dari kekacauan hatiku karena berbagai hal. Mulai dari target seminar yang diundur lagi gara-gara aku memang tidak matang mempersiapkannya, sampai ajakan temanku untuk ikut ke bisnis yang pastinya akan membuatku semakin pusing. Alhasil, tanpa diadari, aku naik angkot hanya bermodalkan satu koin uang 200 rupiah. Aku kebingungan saat ingin membayar ongkos Tamansari-Cisitu. Alhamdulillah, masih ada pintu ide yang dibukakan untukku. Aku turun dari angkot sambil berkata, "Maaf Aa, lupa bawa uang. Saya pinjam uang dulu ya." Dan siapa orang yang uangnya aku pinjam?

Seoarang pemilik toko yang sebenarnya tidak terlalu kenal denganku, hanya saja aku sering membeli di sana. "Maaf Aa, bisa pinjam uang 1.500 buat bayar angkot? Saya lupa bawa uang."

"Oh iya", tanpa berpikir panjang dengan sigap ia langsung membuka laci dan memberikanku uang.

Aku pun berlari menuju angkot yang masih terjebak macet di belakang Sambil tersenyum dan berterima kasih, ia menerima uang tersebut.

"Makasih Aa."
--

Duh, betapa memalukannya aku. Dan yang membuatku menangis, aku teringat dulu nenek-nenek yang berkata dengan lembut, ingin meminjam uang dariku untuk pergi ke suatu daerah. Pengemis?

Berbagai pikiran negatif melayang-layak di benakku. Dengan egonya, aku mengabaikan nenek yang sedang kebingungan itu, pergi menjauh, berharap tidak menemuinya lagi. Dan bukan 1-2 kali hal itu terjadi, namun reaksiku tetap sama saja.

Astaghfirullah, kurang ajar sekali aku. Betapa kerasnya hati ini, terlalu banyak kotoran menutupi fitrahnya sebagai hati manusia yang harusnya penuh dengan kasih sayang. Malu rasanya diri ini sebagai mahasiswa, memikul peran sebagai aktivis dakwah, terlebih saat itu sedang mengenakan jaketnya. Teganya ada saudara kita yang memerlukan bantuan, aku acuh saja. Khawatir ini lah, takut itu lah, hanya berbagai kecurigaan tak mendasar yang aku jadikan alasan untuk mengelak.

Ngapain toh bantuin orang, harus mikir panjang-panjang? Itu mah amalan muamalah, membantu saudara kita yang tidak perlu terlalu lieur untuk langsung dikerjakan. Alih-alih menghindar dari alasan itu, ibadah mahdhah yang harusnya dipelajari ilmunya malah dikerjakan dengan hanya sekedar 'ikut-ikutan' tanpa dengan sungguh-sungguh mengkaji tata caranya lebih dalam dan rajin.

Media masa, blog ataupun cerita-cerita orang telah dipenuhi dengan nasehat, anjuran untuk tidak mempercayai orang-orang yang kini mempunyai banyak 'modus' untuk 'meminta-minta' kepada kita. Bukan hal yang salah memang, membagikan pengalamannya dan mengajak kita untuk selalu berhati-hati. Namun kemudian, kecenderungan manusia untuk memilih informasi yang negatif, lebih suka membaca koran mengenai berita kriminal daripada berita pembangunan desa di wilayah sekitar kita. Dari banyaknya tausyiah untuk senang berinfak, memberikan shadaqah, kita lebih memilih untuk menbaca artikel tentang orang yang meminta orang lain membeli jam tangannya untuk bisa pulang kampung, dan setelah dibawa ke rumah jam tangan tersebut rusak. Atau mendengarkan cerita tentang sejumlah orang yang setelah berkeliling di perempatan jalan membawa kotak amal, masuk ke rumah makan dan menyantap hidangan disana, dengan menggunakan uang sumbangan itu, katanya.

Bukan urusan kita untuk memikirkan, "pengemis ini miskin atau tidak ya". Bukan juga kemudian tidak mau memberikan sebagian isi dompet kita kepada anak jalan karena mereka bandel, tidak mau diatur dan lari dari pembinaan Rumah Anak Jalanan. Itu urusan Allah yang akan meminta pertanggungjawaban dari apa yang telah mereka (dan kita) kerjakan. Urusan kita adalah, ada sebagian dari rezeki yang Allah berikan kepada kita, untuk diberikan kembali kepada-Nya lewat tangan-tangan yang mendekat kepada kita, bahkan memberi sebelum mereka mendekat. Itu saja.

Tepat sekali aku selepas membaca dalil-dalil mengenai infaq dan shadaqah di QS. Al Baqarah 261-274. Mengenai pembahasan menyangkut media dan informasi yang banyak beredar, aku bisa ambil salah satu dari surat tersebut
Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahannmu. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.

Tentunya menampakkannya hanya agar dicontoh oleh orang lain, bukan untuk riya'.

Yah, sambil memperkaya informasi, anjuran untuk tidak pelit memberikan sebagian rezeki kita. Terima kasih untuk artikelnya teh Anis. Sip, lain kali harus ikutan sigap seperti Aa penjaga toko tadi untuk mengulurkan tangan kepada siapa saja yang memerlukan bantuan, tidak perlu mencari tahu orang tersebut berbohong atau tidak. Semangat Fastabiqul Khairat!

Jadikan pengalaman menyedihkan ini, kekuatan untuk menjadi lebih baik, bukan hanya diri ini tetapi semua pembaca. Bulan saja yang biasanya menerangi malam, sesaat memberikan sedikit kegelapan dengan menutup sumber cahayanya, kini telah membukanya kembali, berharap cahaya selanjutnya bisa bersinar lebih terang lagi. Amin.

--
dan permohonanku dikabulkan, saat ingin mengambil uang di ATM, ada seorang ibu dengan senyum manisnya menyerahkan amplop kosong bertuliskan "Amal untuk Yayasan ..."

Friday, January 16, 2009

Much More Web Pages in the World

It is my first article featured with image. This image inspired by Coding Horror, taken from Pearls Before Swin. Just laugh a while...

Pearls Before Swine

Actually Atwood, Coding Horror writer use this image to say about saying clever and being clever. But I interested in "They are all on the web". Then one question flying around my brain. How many web pages in the world?
    When I ask Answer.com how many sites in the world, they answer about 70,392,567 websites indexed by Yahoo. And in July 25th 2008, Google process links on the web to find new content hit a milestone, 1 trillion unique URL's on the web at once. What a big number, isn't it. With those number of sites, so more web pages exist in this world. There are 250,000 new pages a day. One datum again, Wikipedia, the open source project with 'open source' article that born in January 2001, has 2,683,000+ articles, just in English.
Hmm...